PERCOBAAN 3. PENENTUAN SULFAT SECARA
GRAVIMETRI
I.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan inni diharapkan praktikan dapat
:
1. Memahami prinsip dasar gravimetri
2. Praktikan dapat melakukan penentuan sulfat secara gravimetri
II.
Waktu dan Tempat
Hari / tanggal :
Selasa, 9 Oktober 2012
Pukul :
07.00 – 09.40 WIB
Tempat :
Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNP
III.
Teori Dasar
Gravimetri merupakan analisis suatu zat dengan cara
penimbangan serta pengendapan. Suatu metode gravimetri untuk analisis biasanya
didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti : aA + rR → AaRr.
Dimana a molekul analit A, bereaksi dengan r molekul analit
R. Produknya AaRr, biasanya berupa zat yang sangat sedikit larut, yang dapat
ditimbang dalam keadaan demikian setelah proses pengeringan atau yang dapat
dipanaskan menjadi senyawa lain yang susunannya diketahui, kemudian ditimbang.
Jadi, langkah-langkah pada gravimetri yaitu :
1. Melarutkan zat, larutan harus jernih dan homogen.
2. Mengendapkan dengan pereaksi sedikit demi sedikit
3. Pencucian endapan
4. Penimbangan hasil endapan. (tim kimia analitik.2012:23)
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling
tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya.
Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan
dengan menimbang lansung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. (Rivai.1995)
Meskipun
gravimetri merupakan cara pemeriksaan kimia terhitung yang paling tua dan
paling jelas urutan kerjanya, namun pemakaiannya terbatas karena
pekerjaannyamemakan waktu yang lama. Selain itu berbagai persyaratan harus
dipenuhi agar penentuan terhitung dapat
dilakukan dengan memuaskan.
Adapun
beberapa tahap dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut :
1) Memilih pelarut sampel
Pelarut
yang dipilih haruslah sesuai sifatnya dengan sampel yang akan diilarutkan.
Misalnya : HCl, H2SO4, dan NHO3 digunakan
untuk melarutkan sampel dari logam-logam.
2) Pengendapan analit
Pengendapan
analit dilakukan dengan memisahkan analit dari larutan yang mengandungnya
dengan membuat kelarutan analit semakin kecil dan pengendapan ini dilakukan
dengan sempurna. Misalnya : Ca2+ +H2C2O4
→ CaC2 O4 ( Endapan putih)
3) Pengeringan endapan
Pengeringan
yang dilakukan dengan panas yang disesuaikan dengan analitnya dan dilakukan
dengan sempurna. Disini kita menentukan apakah analit dibuat dalam bentuk
oksida atau biasa pada karbon ..
4) Menimbang endapan
Zat yang
ditimbang haruslah memiliki rumus molekul yang jelas. Biasanya reagen
ditambahkan secara berlebih untuk menekan kearutan endapan. (Underwood.2002)
Ada 2
metoda gravimetri, sebagai berikut :
1) Metoda pengendapan
Analit
diubah menjadi endapan, lalu endapan disaring, dicuci, dan diiubah menjadi
hasil yang diketahui komposisinya melalui pemanasan.
2) Metoda
Volatilisasi
Analit atau hasil
dikomposisi diuapkan pada temperatur tertentu. Hasil uap ditentukan secara
tidak lansung berdasarkan massa sampel yang hilang.
Faktor 1 menyangkut sempurnanya pengendapan berhubungan erat
atau ditentukan oleh besarnya hasil kali kelarutan.
Gravimetri dapat dibagi pada beberapa langkah :
(A)
Pengendapan
Pengendapan
dapat dilakukan dalam gelas piala dan pereaksi pengendapan ditambah pelan-pelan
dengan pipet atau buret sambil terus diaduk.
(B)
Penyaringan
Tujuan
penyaringan adalah mendapatkan endapan yang bebas (terpisah) dari larutan
(cairan induk)
(C)
Pencucian endapan
Tujuannya
karena pada endapan yang terbentuk dalam cairan induk selalu membawa cairannya,
yang pada pemanasan akan meninggalkan bahan-bahan yang tidak mudah menguap.
(D)
Mengeringkan dan memanaskan
Sebelum
endapan ditimbang diubah dahulu menjadi bentuk yang susunannya tetap. Ini dikerjakan dengan cara pengeringan atau pemanasan
, pemijaran.
(E)
Menimbang hasil endapan. (Kisman.1994)
Sifat-sifat
dari bahan:
1. HCl
Asam klorida adalah gas tidak
berwarna,sifatnya:
Massa molar : 36,4606 g/mol
Penampilan : gas tidak berwana,higroskopik
Densitas : 1,477 g/mol
Titik leleh :-114,2°C
Titik didih :-85,1°C
Kelarutan dalam air :>2 g/100 ml
Keasaman(pKa) :-4
2. BaCl2
massa molar : 208,23 g/mol
penampilan : putih padat
kelarutan : 31,2 g/mol
titik didih : 1560 %
kepadatan :3,856 g/cm3
IV.
Alat dan Bahan
Alat :
·
Krus
Porselen
·
Oven
·
Timbangan
·
Desikator
·
Corong
·
Gelas
piala
·
Gela
ukur
Bahan :
·
Larutan
HCl 6 M
·
BaCl2
1,3 %
·
Na2SO4
kristal
·
K2Cr2O7
·
Aquades
·
Kertas
saring
V.
Cara Kerja
Panaskan
krus porselen dan tutupnya selama 30 menit pada suhu 110oC.
↓
Dinginkan dan
timbang. Ulangi sampai diperoleh berat yang tetap.
↓
O,5 g garam
sulfat, dilarutkan dengan HCl dan Aquades.
↓
Tambahkan 10
tetes larutan BaCl2, lalu dididihkan.
↓
Endapan
direndam selama 1-2 jam.
↓
Endapan
dicuci dan disaring.
↓
Kertas
saring dan endapan dikeringkan selama 1-2 jam pada suhu 900oC
↓
Proses
diulangi sampai diperoleh berat yang tetap.
↓
Hitung kadar
sulfat dalam sampel
VI.
Hasil Pengamatan
|
Langkah kerja
|
Pengamatan
|
|
Na2SO4 dilarutkan
dengan HCl 6 M
·
Ditambah Aquades
·
Ditambah BaCl2
|
Na2SO4 berbentuk
serbuk putih
Sampai tidak terbentuk endapan
Larutan menjadi keruh
|
|
Di panaskan
|
Terbentuk endapan putih
|
|
Di dinginkan dan disaring
|
Endapan terpisah dari larutannya
|
|
Di panaskan selama 30 menit
|
|
|
Dipijarkan dalam furnace
|
|
VII.
Perhitungan
Berat cawan porselen + tutup = 57,8785 gram
Berat cawan porselen + tutup + kertas saring
( dipijarkan) = 59,2051 gram
Berat sampel = 0,5 gram, berat kertas saring
= 0,5596 gram.

Faktor Gravimetri
Kadar sulfat
Kadar sulfat = 63,2 %
Reaksi
Na2SO4(l) + BaCl2→2NaCl +
BaSO4↓
VIII.
Pembahasan
Sesuai dengan teori bahwa penentuan sulfat secara gravimetri
dapat dilakukan dengan penimbangan dan pengendapan, yang berarti sesuai dengan
pengertian gravimetri secara umum, yaitu suatu cara untuk menganalisa suatu zat
dengan penimbangan dan pengendapan.
Dari
perrcobaan yang dilakukan mengenai penetuan sulfat secara gravimetri diharapkan
bisa menghasilkan hasil yang berarti. Karena dalam percobaan ini yang
dibutuhkan bukanlah nilai kualitatif melainkan nilai kuantitas. Dimana nilai
kuantitas adalah ada atau tidaknya suatu zat dan berat yang dihasilkan.
Karena percobaan
ini termasuk kedalam kategori analisa kuantitas, maka harus dilakukan dengan
teliti agar mendapat nilai yang berarti. Seperti halnya memanaskan krus
porselen dan tutupnya ke dalam oven. Tujuan dari perlakuan ini adalah agar krus
porselen dan tutupnya terbebas dan kering dari air ataupun uap air yang
menempel, sehingga bisa mendapatkan berat krus porselen dan tuttupnya yang
murni. Setelah itu krus porselen dimasukan ke dalam desikator yang berfungsi
untuk mendinginkan krus porselen dan tutupnyaagar panas bisa hilang sehingga
bisa dilakukan penimbangan. Adapun pada saat penimbangan krus porselen dan
tutupnya tidak boleh berada di udara dalam waktu yang lama, takutnya udara akan
menempel pada krus porselen sehingga mempengaruhi nilai yang dihasilkan. Jadi
untuk mengingat hal itu maka, dibawalah desikator atau alat pendingin kedekat
penimbangan sehingga krus porselen dan tutupnya tidak bereaksi dengan udara.
Pada
percobaan ini kita dituntut untuk menentukan sullfat. Maka, setelah 0,5 gram
sulfat dilarutkan dengan HCl ditambah aquades dan ditambah beberapa tetes
larutan BaCl2, kita harus memisahkan sulfat dengan cara penyaringan yang
berarti apabila dalam larutan hasil penyaringan terdapat endpan kuning berarti
ion Ba tidak tersaring dengan baik, sebaliknya jika dalam larutan hasil
penyaringan tidak terdapat endapan, maka hal ini menandakan bahwa proses
penyaringan ya ng dilakukan adalah benar. Dimana perlakuan ini berlaku setelah
penambahan K2CrO4.
Setelah itu
kertas saring dan endapan dikeringkan lalu dimasukkan kedalam krus porselen dan
dipijarkan dalam furnance, yang berfungsi untuk memanaskan hingga kertas saring
dan endapan berubah menjadi abu. Dan akhir nya dapat dilakukan penentuan nilai
dari massa endapan. Karena keterbatasan waktu maka, pada percobaan kertas
saring dan endapan tidak menjadi abu sehingga didapatkan hasil yang apa adanya.
IX.
Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
Kisman, Sarjono, dkk. 1994. Analisis Farmasi. Bandung: ITB
Nasra, Edi, dkk.
Modul Pratikum Kimia Analitik 1. Padang : UNP
Rivai, Harrizul. 1994. Azaz Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI
Underwood, A L dan R A Day.2002. Analisa Kimia
Kualitatif Edisi Empat. Jakarta :
Erlangga
Rumusnya ga ada euy ga keliatan:(
BalasPadam